Jumat, 23 April 2021

Bagaimana Triknya Menulis Artikel Blog Yang Baik

Bagaimana Triknya Menulis Artikel Blog Yang Baik.





A. Formasi Tulisan
Satu tulisan dibikin oleh paragraf-paragraf, dan paragraf dibikin oleh beberapa kalimat. kalimat yang dirangkai harus sama sama berhubungan maka dari itu membuat satu ide. kalimat tersebut dibuat dari ujaran.

KATA-KALIMAT-PARAGRAF-TULISAN
Paragraf yang bagus mesti penuhi 3 kriteria, yakni:
1. Kesatuan (kohesi), semuanya kalimat yang membina paragraf secara berbarengan mengatakan satu obyek yang serupa.
2. Kebulatan (koherensi) adalah, kepaduan antar kalimat dalam paragraf.
3. Peningkatan paragraf ialah, penataan atau rincian dari ide yang membina paragraf itu.

B. Menulis Nonfiksi

Beberapa ciri karangan nonfiksi memiliki sifat empirik (bisa dinyatakan secara empiris),dibikin berdasar fakta, dan memiliki peraturan dalam penulisannya.
Jenis-jenis karangan nonfiksi:
1. Surat
Surat terdiri jadi dua yakni, surat individu serta surat dinas. Dalam tulisan surat personal ada titimangsa, alamat tujuan, salam, isi, salam penutup, dan salam penutup serta tanda-tangan pengirim surat. Dan dalam surat dinas ada KOP/kepala surat yang berisi alamat instansi, no, tambahan, perihal, isi, titimangsa, serta info pengirim surat.
2. Iklan
Iklan sesungguhnya sama dengan pemberitahuan, akan tetapi iklan memiliki kandungan elemen komersial. Iklan merupakan pemberitahuan dari pencipta barang dengan maksud memberitahu produknta ke kastemer. Ada beberapa jenis iklan diantaranya:
• Iklan keluarga
• Iklan pemberitahuan
• Iklan tenaga kerja
• Iklan beli-jual
• Iklan propoganda
3. Pemberitahuan
Informasi merupakan pernyataan yang perlu disadari beberapa orang. Maksudnya biar beberapa orang mengerti soal yang dikabarkan. Beberapa pemberitahuan kerap kita tonton. Di papan informasi sekolah, di terminal, serta pada tempat umum yang lain.
4. Surat pembaca
Surat pembaca yakni surat yang dibikin oleh pembaca yang diperuntukkan pada redaksi.
5. Surat permintaan
Surat permintaan adalh surat yang brisi keinginan atau permintaan baik pada individual atau barisan.
6. Pidato
Pidato bisa dikerjakan dengan beberapa metode, ialah dengan membaca naskah pidato, memakai garis besar atau tidak ada naskah. Ada selangkah untuk membuat naskah pidato, ialah:
• Tentukan tujuan dan arah pidato
• Tentukan dasar persoalan
• Membuat naskah pidato
7. Laporan
Laporan ialah satu dokumen yang berisi info trtentu yang udah disatukan dan diatur. Contoh laporan dialog.
Laporan Dialog

1. Waktu :
2. Tempat:
3. Tema :
4. Pimpinan dialog :
5. Notulis :
6. Peserta :

Hasil dialog
• Pertanyaan
• Jawaban

C. Menulis Fiksi
Evaluasi menulis (mengarang) sebetulnya telah diawali mulai sejak anak duduk di kelas 1 SD. Anak belajar menggambar lalu dia tuliskan sejumlah kalimat tentang gambarnya itu selanjutnanya, beberapa syarat mengarang bisa diberikan perlahan-lahan. Yang paling penting ialah kita bisa mengegas spontanitas atau keberanian anak dalam mengungkapka ide dan isi hatinya lewat alat tulisan.
Materi menulis fikasi di kelas atas mencangkup materi berikut :
1) Menulis karangan berdasar serangkaian gambar seri
2) Menyambung narasi cerita
3) Menulis narasi buatan menurut pengalaman
4) Menyambung isi pantun
5) Membuat karangan dari gambar seri yang diacak
6) Menulis prosa simpel
7) Menulis puisi bebas
8) Memparafrasekan puisi
9) Menulis cerita simple
Evaluasi menulis fiksi harus mempunyi maksud yang pasti. Bahan pembelajarannya lantas harus sesuai karakter murid, terkait dengan kemajuan jiwa dan lingkungan pelajar. Jangan dibiarkan anak menulis terkait suatu yang belum dia kenali, Oleh sebab itu kasih peluang untuk anak menunjuk tema yang dikisahkannya.
Penilaian menulis fiksi mesti diusahakan untuk beri motivasi tidak untuk mengadili. Yang kita lakkukan tidak jadikan anak menjadi seorang penyair, pujangga, penulis novel atau penulis skenario, dapattetapi di sini kita usaha untuk membuat sikap serta pandangan positif pada anak, maka dari itu anak puas menulis. Penilaian karangan baiknya berbentuk fortopolio yang diberi tanggapan. Anak bakal berasa diakui sewaktu kreasinya dikasihkan apresiatif, dibanding dengan cuman diparaf saja.

D. Sejumlah model Evaluasi Menulis Fiksi
Menulis (mengarang) fiksi di SD papan atas termasuk ke-3 typical sastra yakni mengarng puisi, cerpen, serta cerita. Dalam pengerjaannya, mengarang ke-3 wujud sastra anak itu membutuhkan taktik khusus sesuai sama ciri pelajar umur SD, ialah belajar sembari main.

1. Contoh Beberapa model Evaluasi Mengarang Puisi
a) Menulis bersama
• Murid dipisah jadi sekelompok semasing 2 orang.
• Murid pertama tuliskan judul dan baris pertama puisi. Jumlah kata dalam tiap-tiap baris ditetapkan lebih dahulu.
• Kerts kerja murid pertama dikasih ke temannya.
• Temannya membaca judul dan baris pertama barusan, lantas menulis baris ke-2 dalam jumlah kata yang serupa, terkait dengan baris pertama.
• Kertas dibalikkan ke murid pertama, dia tuliskan baris ke-3 , lalu kembali lagi pada temannya. Demikian selanjutnya hingga sampai jumlah baris yang diingini usai dicatat.
• Bacakan puisi di muka kelas dengan orang pelajar dari kelompoknya.

b) Menulis Cita –cita
Guru arahkan supaya hasrat atau asa pelajar dikatakan ke dalam puisi. Guru bisa menolong dengan memberinya beberapa pertanyaan, semisalnya "Apa impian kalian bila udah besar kelak?"

c) Menulis Imajinasi
Pelajar dibawa meningkatkan daya imajinasinyatentang suatu hal yang aneh tetapi diketahuinya. Guru perlu menolong mmengembangkan imajanasi murid, umpamanya "Beberapa anak bagaimana andaikata kita memiara Dinosaurus di dalam rumah kita? Bagaimana tetangga serta wilayah seputar kamu? Tuliskan apa yang kalian pikirkan di dalam wujud puisi. Kamu bisa mengandaikan benda lain."

d) Puisi Namaku
Murid bikin puisi dari nama mereka semasing. Kiat-kiatnya :
• Atur ke bawah huruf-huruf namamu
• Huruf awalmu jadi huruf awalnya kalimat setip baris puisi
• Tiap kalimat mesti bertautan dengan kalimat lain awal kalinya
• Putuskan judul yang sama dengan yang dikisahkan
Contoh :
Desaku

Saya tinggal di kampung
Di desaku ada sawah, gunung, serta sungai
Begitu indah panoramanya
Kami sangant menyenangi desaku
Saya akan melindungi desaku

e) Membuat Abjad
Puisi abjad diatur ke bawah dari A sampai Z. Tiap-tiap huruf sebagai awal mula baris puisi.

Contoh :

Saya Anak Cerah
Saya anak sekolah yang cerah
Suka terus sejauh waktu
Benderang dalam belajar
Dan disiplin membina pengetahuan
Kamu Bu Guru, karenamu saya punya ilmu
Guruku selamanya, sampai akhir hayat.

f) Puisi dari Gambar
Guru memamerkan gambar ke pelajar. Utarakan pertanyan-pertanyan petunjuk mengenai gambar itu, misalkan :
" Gambar apa ini? Di mana ini berlangsung? Apa yang kamu saksikan di gambar ini?" Jawaban pelajar yang bervariasi jadikan rangka mau bikin satu puisi.

g) Membayang Momen
Mode ini tuntut ketrampilan guru dalam memberinya kisah object untuk menggairahkan imajinasi murid. Contoh :
Guru mebceritakan penglamannya sewaktu naik gunung, saat hingga di pucuk ibu memandang ke bawah. Tutup matamu. Pikirkan apa yang dapat kamu tonton ke bawah, beberapa anak didiamkan tutup mata kira-kira lima menit.
• Apa yang kau saksikan?
• Saya takut
• Di bawah gunung benar-benar elok
• Dan seterusnya.
Hasil pembayangan pelajar diatur jadi satu puisi.

h) Memperhatikan Lingkungan
Murid dibawa memonitor sekitar lingkungan sekolah. Murid harus memonitor apa yang mereka sukai. Seusai tuntas, mereka dibawa menulis hasil penemuannya ke bentuk puisi.

i) Puisi Lamunan
Murid dibawa meningkatkan imajinasinya melamunkan suatu (semisalnya, hewan piaraan atau apa) kurang lebih 10 menit. Setelah itu menuliskannya hasil lamunannya ke sebuah bentuk puisi.

j) Mencontoh Style Puisi yang Udah Jadi
Murid menghimpun kliping beberapa puisi beberapa anak dari majalah atau koran. Murid secara kolompok membaca puisi ada pada klipingnya. Pelajar barisan satu membaca puisi barisan pelajar yang lain. Murid harus mengerti isi dan beberapa unsur puisi secara berkerubung. Selepas mengerti, murid secara perseorangan dikasih pekerjaan membikin puisi bertajuk sama namun gunakan ujaran sendiri.

k) Menyambung Puisi
Murid dikasih puisi yang belum prima. Puisi sisi belakang di hilangkan. Murid mesti membaca dan memperhitungkan sambungan puisi itu. Pelajar tuliskan sambungan puisi itu sesuai topik yang telah ada di dalam sisi awal mula puisi.

l) Ceritakan Mimpi
Murid mengingat mimpi yang pernah dilaluinya. Hasil ingat dicatat berbentuk rangka karangan dalam buku catatan. Setelah itu membuat rangka karangan jadi puisi.

2. Beberapa model Evaluasi Mengarang Cerpen
a) Ceritakan Gambar
Murid membuat sesuatu narasi berdasar pada gambar insiden yang bisa diatur jadi suatu narasi komplet. Murid harus mempelajari gambar itu dengan petunjuk pertanyaan. Jawaban pertanyaan barusan sebagai rangka narasi yang akan diciptakan murid. Sehabis usai, tulisan dikoreksi serta disunting dengan rekan yang lain dalam grup.

b) Menyambung Narasi
Guru memberinya narasi yang belum tuntas, selanjutnya pelajar menyambung narasi itu dengan berikan rambu-rambu, umpama: Ia anak yang rajin, santun, dan hormat di guru dan lain-lain.

c) Mulai Narasi
Pelajar dibawa bikin beberapa paragraf awalan narasi yang udah disajikan guru namun paragraf awalannya dikosongkan. Murid isikan sisi awalan dan harus terangkai secara baik di narasi sisi akhir yang telah disajikan guru.

d) Tukar Figur
Arah mengarang narasi style ini buat memahamkan profilpada waktu mengarang narasi. Pelajar mesti mengubah profil dalam ceritannya baik dengan beberapa nama yang pernah mereka mengenal atau berdasar pemikiran penceritaan.

e) Tukar Seting
Murid bisa lebih mengetahui waktu serta seting suatu narasi. Kegiatannya, murid dikasih narasi yang settingannya dikosongkan untuk diisi oleh pelajar.

f) Mengurutkan Plot
Maksud aktivitas ini supaya pelajar bisa menbuat satu narasi dengan urut. Jalannya, guru membagi amplop berisi potongan plot di semasing golongan. Murid menganalisis, membicarakan serta memindahkan skema plot yang telah diatur berbentuk tulisan.

g) Ceritakan Mimpi
Guru memberikan lukisan kalau narasi itu bisa ditambah atau dikurangi biar terang jalurnya. Diamkan pelajar membuat narasi sesuai kemauannya.

h) Ceritakan Pengalaman
Pengalaman yang dikisahkan bisa berbentuk pengalaman keseharian atau hal menarik. Petunjuk yang dikasihkan guru adalah berikut :
Contoh
• Sudah pernahkah kamu mengerjakan perjalanan/?
• Coba katakan, sama siapa kamu pergi ? ke mana? Dan lain-lain

i) Bercerita Harapan
Dalam tulisan cerpen yang sumbernya dari dambaan murid, masih membutuhkan petunjuk guru, lantaran bisa saja dia cuman bakal tuliskan sejumlah beris kalimat saja. Pelajar harus dibawa buat menjawab pertanyaan sendiri :
Apa dambaan kamu? Kenapa kamu pilih impian itu? Dan seterusnya. Jawaban akan jadi kernagka karangan.

3. Sejumlah model Evaluasi Cerita
a) Mencontoh Style Sinetron
Kegiatannya dengan diawali membaca atau mendengarka naskah sinetron yang ada. Murid secara berkerubung mesti pahami naskah sinetron yang dibacakan pada mereka, setelah itu menulis kembali suatu cerita sesuai sama sinetron yang dibacakan dengan kalimat sendiri.

b) Meneruskan Naskah Sinetron
Pelajar dikasih naskah cerita yang tidak komplet, sisi pada akhirnya di hilangkan. Pelajar secara bergerombol mesti menyadari dan melanjutkan dengan ujaran sendiri sesuai sama aliran awal mula yang dibaca.

c) Mendata Diskusi Sosiodrama
Style ini murid disuruh mendata atau merekam diskusi yang disampaikan temannya. Dilaksanakan secara bergerombol, pelajar share pekerjaan. Lantas lengkapi diskusi itu dengan elemen lain. Kesibukan ini dikerjakan di dalam rumah.

d) Menulis Diskusi Satu Benda
Mode ini diskusi dirangsang dengan gunakan satu benda yang gampang dipreoleh dari sekitar lingkungan.

Contoh :
• Guru mempertunjukkan satu benda
• Panggil 2 orang pelajar umtuk berunding mengenai benda itu di depang kelas.
• (a) benda apakah itu?
• (b) bunga
• (a) bunga apa? Dst

e) Menulis Diskusi Boneka
Evaluasi bentuk ini hampir mendekati kegiatannya dengan pekerjaan mendata diskusi terkait satu benda. Di sini benda itu ditukar dengan boneka.

f) Mengarang Cerita dari Cerpen
Dengan terlebih dulu diawali kehiatan membaca cerpen. Pelajar mesti menghargai beberapa unsur narasi serta watak tiap figur. Sesudah pelajar mendalami sifat serta sistem cerpen, murid menulis narasi jadi kisah berbentuk text kisah.

A. Skema Tulisan
Satu tulisan dibikin oleh paragraf-paragraf, sedang paragraf dibuat oleh beberapa kalimat. kalimat yang dirangkai mesti sama sama berhubungan hingga membuat satu inspirasi. kalimat tersebut dibuat dari ujaran.

KATA-KALIMAT-PARAGRAF-TULISAN
Paragraf yang bagus harus penuhi 3 persyaratan, adalah:
1. Kesatuan (kohesi), seluruh kalimat yang membina paragraf secara sama-sama menjelaskan satu objek yang serupa.
2. Kebulatan (koherensi) yakni, kesolidan antar kalimat dalam paragraf.
3. Peningkatan paragraf yakni, pengaturan atau rincian dari ide yang membina paragraf itu.

B. Menulis Nonfiksi

Beberapa ciri karangan nonfiksi memiliki sifat empirik (bisa ditunjukkan secara empiris),dibikin berdasar pada fakta, dan memiliki peraturan dalam penulisannya.
Beberapa macam karangan nonfiksi:
1. Surat
Surat terdiri jadi dua ialah, surat individu dan surat dinas. Dalam tulisan surat individu ada titimangsa, alamat tujuan, salam, isi, salam penutup, dan salam penutup dan tanda-tangan pengirim surat. Dan dalam surat dinas ada KOP/kepala surat yang berisi alamat instansi, no, tambahan, hal, isi, titimangsa, dan info pengirim surat.
2. Iklan
Iklan sesungguhnya sama dengan pemberitahuan, namun iklan mempunyai kandungan bagian komersial. Iklan yakni pemberitahuan dari pencipta barang dengan arah memberitakan produknta terhadap costumer. Ada beberapa jenis iklan salah satunya:
• Iklan keluarga
• Iklan informasi
• Iklan tenaga kerja
• Iklan beli jual
• Iklan propoganda
3. Pemberitahuan
Pemberitahuan ialah pernyataan yang penting dimengerti banyak orang. Maksudnya supaya beberapa orang mengenal hal yang dikabarkan. Beragam pemberitahuan kerap kita saksikan. Di papan informasi sekolah, di terminal, dan dalam tempat umum yang lain.
4. Surat pembaca
Surat pembaca merupakan surat yang dibentuk oleh pembaca yang dialamatkan terhadap redaksi.
5. Surat permintaan
Surat permintaan adalh surat yang brisi permohonan atau permintaan baik ke personal atau group.
6. Pidato
Pidato bisa ditunaikan dengan pelbagai metode, adalah dengan membaca naskah pidato, memanfaatkan garis besar atau tanpa ada naskah. Ada selangkah buat membuat naskah pidato, adalah:
• Tentukan iktikad dan maksud pidato
• Tentukan primer kasus
• Membuat naskah pidato
7. Laporan
Laporan yakni satu dokumen yang berisi info trtentu yang udah disatukan dan diatur. Contoh laporan dialog.
Laporan Dialog

1. Waktu :
2. Tempat:
3. Obyek :
4. Pimpinan dialog :
5. Notulis :
6. Peserta :

Hasil dialog
• Pertanyaan
• Jawaban

C. Menulis Fiksi
Evaluasi menulis (mengarang) sebetulnya telah mulai sejak mulai anak duduk di kelas 1 SD. Anak belajar menggambar lalu dia menuliskannya beberapa kalimat berkenaan gambarnya itu selanjutnanya, persyaratan mengarang bisa diberikan perlahan-lahan. Yang paling penting merupakan kita bisa memecut spontanitas atau keberanian anak dalam mengungkapka inspirasi dan isi hatinya lewat alat tulisan.
Materi menulis fikasi di papan atas termasuk materi berikut :
1) Menulis karangan berdasar pada serangkaian gambar seri
2) Menyambung narasi cerita
3) Menulis narasi fiktif menurut pengalaman
4) Meneruskan isi pantun
5) Membuat karangan dari gambar seri yang diacak
6) Menulis prosa simple
7) Menulis puisi bebas
8) Memparafrasekan puisi
9) Menulis kisah simple
Evaluasi menulis fiksi mesti mempunyi arah yang pasti. Bahan pembelajarannya lantas harus sesuai sama karakter pelajar, bersangkutan dengan kemajuan jiwa dan lingkungan pelajar. Jangan dibiarkan anak menulis tentang suatu yang belum dia kenali, Oleh lantaran itu kasih peluang buat anak menunjuk tema yang dikisahkannya.
Penilaian menulis fiksi mesti diusahakan untuk berikan motivasi tidak untuk memutuskan. Yang kita lakkukan tidaklah membuat anak selaku seseorang penyair, pujangga, penulis novel atau penulis skenario, dapattetapi di tempat ini kita usaha untuk membikin sikap dan pandangan positif terhadap anak, maka anak puas menulis. Penilaian karangan semestinya berbentuk fortopolio yang diberi tanggapan. Anak akan berasa diakui di saat kreasinya diberi apresiatif, dibandingkan dengan cuman diparaf saja.

D. Beberapa model Evaluasi Menulis Fiksi
Menulis (mengarang) fiksi di SD kelas atas meliputi ke-3 typical sastra ialah mengarng puisi, cerpen, serta kisah. Dalam implementasinya, mengarang ke-3 wujud sastra anak itu membutuhkan siasat khusus sesuai ciri-ciri murid umur SD, adalah belajar sembari bermain.

1. Contoh Sejumlah model Evaluasi Mengarang Puisi
a) Menulis bersama
• Pelajar dipisah jadi kelompok-kelompok semasing 2 orang.
• Pelajar pertama menuliskannya judul serta baris pertama puisi. Jumlah kata dalam tiap baris dipastikan lebih dulu.
• Kerts kerja pelajar pertama diserahkan kepada temannya.
• Temannya membaca judul dan baris pertama barusan, lantas menulis baris ke-2 pada jumlah kata yang serupa, terjalin dengan baris pertama.
• Kertas dibalikkan ke pelajar pertama, dia tuliskan baris ke-3 , lalu kembali lagi terhadap temannya. Demikian selanjutnya sampai jumlah baris yang diharapkan usai dicatat.
• Bacakan puisi di muka kelas dengan seseorang murid dari kelompoknya.

b) Menulis Cita –cita
Guru arahkan supaya hasrat atau impian pelajar dijelaskan ke dalam puisi. Guru bisa menolong dengan memberinya sejumlah pertanyaan, semisalnya "Apa dambaan kalian bila telah besar kelak?"

c) Menulis Imajinasi
Murid dibawa meningkatkan daya imajinasinyatentang suatu yang aneh namun dikenalinya. Guru butuh menolong mmengembangkan imajanasi pelajar, umpamanya "Beberapa anak bagaimana semisal kita memiara Dinosaurus di dalam rumah kita? Bagaimana tetangga serta wilayah lebih kurang kamu? Tuliskan apa yang kalian asumsikan di dalam wujud puisi. Kamu bisa mengayalkan benda lain."

d) Puisi Namaku
Pelajar membikin puisi dari nama mereka semasing. Tips-tipsnya :
• Tata ke bawah huruf-huruf namamu
• Huruf awalmu jadi huruf awal mula kalimat setip baris puisi
• Tiap-tiap kalimat harus berkaitan dengan kalimat lain awalnya
• Tetapkan judul yang sama dengan yang dikisahkan
Contoh :
Desaku

Saya tinggal di dusun
Di desaku ada sawah, gunung, serta sungai
Sangat indah panoramanya
Kami sangant menyenangi desaku
Saya akan tetap jaga desaku

e) Membuat Abjad
Puisi abjad diatur ke bawah dari A sampai Z. Setiap huruf sebagai awalan baris puisi.

Contoh :

Saya Anak Cerah
Saya anak sekolah yang cerah
Suka selamanya sejauh waktu
Benderang dalam belajar
Serta disiplin membina pengetahuan
Kamu Bu Guru, karenamu saya memiliki ilmu
Guruku selamanya, sampai akhir hayat.

f) Puisi dari Gambar
Guru menunjukkan gambar pada pelajar. Utarakan pertanyan-pertanyan petunjuk terkait gambar itu, contohnya :
" Gambar apa ini? Di mana ini berlangsung? Apa yang kamu tonton pada gambar ini?" Jawaban murid yang beraneka jadi rangka untuk bikin suatu puisi.

g) Membayang Momen
Style ini tuntut keterampilan guru dalam memberinya kisah object buat menstimulasi imajinasi murid. Contoh :
Guru mebceritakan penglamannya sewaktu naik gunung, di saat hingga di pucuk ibu menyaksikan ke bawah. Tutup matamu. Renungkan apa yang dapat kamu saksikan ke bawah, beberapa anak didiamkan tutup mata kira-kira lima menit.
• Apa yang kau saksikan?
• Saya takut
• Di bawah gunung benar-benar elok
• Dsb.
Hasil pembayangan murid diatur jadi suatu puisi.

h) Mempelajari Lingkungan
Murid dibawa memonitor sekitar lingkungan sekolah. Pelajar harus memperhatikan apa yang mereka sukai. Sesudah usai, mereka dibawa menulis hasil penemuannya ke bentuk puisi.

i) Puisi Lamunan
Murid dibawa meningkatkan imajinasinya melamunkan suatu hal (semisalnya, hewan piaraan atau apa) kurang lebih 10 menit. Selanjutnya tuliskan hasil lamunannya berbentuk puisi.

j) Mengikuti Style Puisi yang Udah Jadi
Murid menghimpun kliping sejumlah puisi beberapa anak dari majalah atau koran. Pelajar secara kolompok membaca puisi ada di dalam klipingnya. Pelajar kumpulan satu membaca puisi golongan pelajar yang lain. Murid harus pahami isi serta beberapa unsur puisi secara berkerubung. Setelah memahami, murid secara individual dikasih pekerjaan membuat puisi bertopik sama namun memanfaatkan ujaran sendiri.

k) Menyambung Puisi
Pelajar dikasih puisi yang belum prima. Puisi sisi belakang di hilangkan. Pelajar harus membaca serta memperkirakan lanjutan puisi itu. Pelajar menuliskannya lanjutan puisi itu sesuai topik yang udah ada pada sisi awalan puisi.

l) Ceritakan Mimpi
Pelajar mengingat mimpi yang pernah dilaluinya. Hasil ingat dicatat berbentuk rangka karangan dalam buku catatan. Lantas membuat rangka karangan jadi puisi.

2. Beberapa model Evaluasi Mengarang Cerpen
a) Ceritakan Gambar
Murid bikin sebuah narasi menurut gambar kejadian yang bisa diatur jadi suatu narasi komplet. Murid harus mempelajari gambar itu dengan arahan pertanyaan. Jawaban pertanyaan barusan adalah rangka narasi yang akan ditingkatkan pelajar. Seusai tuntas, tulisan ditinjau serta disunting dengan kawan yang lain dalam grup.

b) Menambahkan Narasi
Guru berikan narasi yang belum usai, lalu murid menambahkan narasi itu dengan memberinya rambu-rambu, contoh: Ia anak yang rajin, santun, serta hormat di guru dll.

c) Mulai Narasi
Pelajar dibawa bikin beberapa paragraf awalan narasi yang telah disajikan guru namun paragraf sebelumnya dikosongkan. Murid isikan sisi awal mula serta mesti terangkai secara baik pada narasi sisi akhir yang telah disajikan guru.

d) Tukar Profil
Arah mengarang narasi bentuk ini untuk memahamkan figurpada waktu mengarang narasi. Pelajar harus mengubah figur dalam ceritannya baik dengan beberapa nama yang pernah mereka mengenal atau berdasar sisi pandang penceritaan.

e) Tukar Seting
Murid bisa lebih mengenali waktu serta seting suatu narasi. Kegiatannya, pelajar dikasih narasi yang settingannya dikosongkan untuk diisi oleh murid.

f) Mengurutkan Plot
Arah aktivitas ini biar pelajar bisa menbuat suatu narasi dengan urut. Jalannya, guru membagi amplop berisi potongan plot pada semasing golongan. Pelajar menganalisis, merundingkan serta memindahkan formasi plot yang udah diatur berbentuk tulisan.

g) Bercerita Mimpi
Guru memberinya lukisan jika narasi itu dapat ditambahkan atau dikurangi agar terang jalurnya. Diamkan murid membuat narasi sesuai kemauannya.

h) Bercerita Pengalaman
Pengalaman yang dikisahkan bisa berwujud pengalaman seharian atau hal menarik. Tutorial yang dikasihkan guru adalah berikut :
Contoh
• Sudahkah pernah kamu melaksanakan perjalanan/?
• Coba beritahukan, sama siapa kamu pergi ? ke mana? Dan sebagainya

i) Ceritakan Impian
Dalam tulisan cerpen yang sumbernya dari impian pelajar, masih butuh petunjuk guru, sebab bisa jadi dia cuman akan tuliskan sejumlah beris kalimat saja. Murid harus dibawa untuk menjawab pertanyaan sendiri :
Apa harapan kamu? Kenapa kamu memutuskan impian itu? Dsb. Jawaban dapat jadi kernagka karangan.

3. Sejumlah model Evaluasi Kisah
a) Menyerupai Bentuk Kisah
Kegiatannya dengan terlebih dulu diawali membaca atau mendengarka naskah sinetron yang ada. Pelajar secara berkerumun harus mendalami naskah kisah yang dibacakan di mereka, lantas menulis kembali suatu cerita sama dengan cerita yang dibacakan dengan kalimat sendiri.

b) Menambahkan Naskah Cerita
Murid dikasih naskah sinetron yang tidak komplet, sisi selanjutnya di hilangkan. Pelajar secara berdompol mesti mengerti serta menyambung dengan kalimat sendiri sama dengan jalur awalan yang dibaca.

c) Menulis Diskusi Sosiodrama
Bentuk ini murid disuruh mendata atau merekam diskusi yang dikatakan temannya. Dijalankan secara berkerumun, murid share pekerjaan. Lantas lengkapi diskusi itu dengan faktor lain. Kesibukan ini dijalankan dalam rumah.

d) Mendata Diskusi Satu Benda
Style ini diskusi dirangsang dengan memanfaatkan satu benda yang gampang dipreoleh dari sekitar lingkungan.

Contoh :
• Guru perlihatkan satu benda
• Panggil 2 orang pelajar umtuk berkomunikasi mengenai benda itu di depang kelas.
• (a) benda apakah itu?
• (b) bunga
• (a) bunga apa? Dst

e) Menulis Diskusi Boneka
Evaluasi bentuk ini tidak jauh berbeda kegiatannya dengan kesibukan menulis diskusi perihal satu benda. Di sini benda itu ditukar dengan boneka.

f) Mengarang Kisah dari Cerpen
Dengan terlebih dulu diawali kehiatan membaca cerpen. Murid mesti menghargai beberapa unsur narasi dan kepribadian tiap profil. Seusai murid menyadari kepribadian dan aliran cerpen, pelajar menulis narasi jadi cerita berbentuk text kisah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar